PERADILAN JIWA
Cerpen Muhammad Rais
Entah apa yang meyebab kan aku akhir akhir ini, aku slalu merasa gemetaran dan tubuh ku kadang terasa dingin,kadang terasa panas,seakan akan ada yang berontak dalam tubuh ku , tapi aku biarkan semua itu berlalu karna tanpa aku pikirkan rasa itu hilang dengan sendiri nya.
Malam ini aku jalani kehidupan ku seperti mana biasanya, berjalan meyusuri rumah rumah dan mencari celah di setiap rumah .Yang dapat aku masuki dan ku jarah barang –barang berharga nya, tanpa sepengetahuan pemilik rumah nya. Karna factor ekonomi lah yang meyebabkan aku seperti ini , dan bukan hanya itu, melainkan karna bapakku sendiri.Bapakku seorang maling begitulah apa yang di katakana para masyarakat kepada keluargaku. Karena bapakku lah aku di juluki anak maling yang akan mewarisi bapaknya,itu lah yang meyebabkan aku menjadi seperti ini . Karena tanpa aku mencuri pun semua warga langsung berbondong bondong ke rumah ku tuk caci maki semua keluarga ku, aku masih ingat waktu itu.
Malam itu, saat purnama melihat kan wajah nya yang seakan tersenyum dan memmanja kepadaku, aku sedang duduk diantara rerumputan di belakang rumah ku.Tiba -tiba seseoarng warga datang kepadaku dan berkata’’hai maling sebaik nya kamu mengaku aja, kamu kan yang mengambil uang yang ada di rumah pak haji salim’’dan tidak hanya itu salah satu dari warga tersebut meyeret ku ke tengah jalan, dan meyuruh semua warga tuk mengadili ku.
Tak lama komando itu berhenti, semua warga memukuli aku, meyulut badan ku dengan putungan rokok mereka. Dan lebih parah lagi tubuh ku di telanjangi, dan dia arak keliling kampung. Aku hanya bisa merasakan tubuh ku terasa perih, dan panas. Dan tak lama kemudian tiba tiba aku sadar, aku sudah berada,di sebuah tempat, di mana tempat itu sangat kotor,ya aku di buang di bak sampah. Mungkin menurut masyarakat tempat ini cocok buat aku, karna bagi mereka aku bukan hanya sekedar seorang maling , dan anak maling tapi aku sampah bagi mereka. Dan tak lama setelah aku sadar aku di tatih sama ibuku. Aku di bawa pulang ke rumah,aku melihat rasa sakit hati ibuku pada masyarakat setempat, karena bukan hanya itu yang mereka lakukan pada keluargaku. Warga setempat tidak mau membeli apa yang kami jual, karna setelah bapakku di jebloskan ke penjara oleh masyarakat gara- gara mencuri sepeda di rumah pak rahmat. Dan aku masih dalam kandungan ibuku , ibu memulai usaha yang halal itupun di lakukan agar terbaik buat aku. Agar aku tidak mewarisi sifat bapakku, walau gimana pun ibuku slalu berusaha agar aku tidak makan barang haram sejak dalam kandungan, tapi apapun yang di usahakan ibu sia- sia karna warga setempat telah menghukum ibuku dengan hukum masyarakat, ibuku di asing kan.Dan tak pernah dianggap ada di desaku, sungguh hukaman yang sangat meyakitkan bagi ibuku, dan juga aku setelah aku tahu. Sejak itulah ibu harus berusaha keras sampai ibu harus menjual daganganya, di sebrang desa kami. Dan tidak hanya itu, sampai aku di bilang maling, setiap ada yang hilang di desaku tanpa di suruh mereka langsung ke rumah ku.
Se jak itulah, aku putuskan menjadi apa yang salami ini mereka anggap kepadaku, kadang di dalam hati ku ada pemberontakan yang sangat kuat. Aku merasa tidak perlu melakukan hal ini.Tapi apa boleh buat mereka yang meyebabkan aku seperti ini.
Pagi menjelang, ketika gelap perlahan menjadi terang, aku melakukan apa yang biasa aku lakukan setelah berhasil mengambil barang-barang masyarakat yang selama ini menghukum aku dan ibuku. Aku berjalan meyusuri pematang sawah sebelum warga setempat bangun dari tidur nyeyak nya, aku pergi ke desa sebrang tuk menjual hasil yang aku dapat, dan aku baru pulang setelah malam mulai beranjak.
Malam ini, aku merasakan lagi apa yang selama ini aku rasakan, dan tiba- tiba tubuh ku menjadi lemas, dan aku merasa ada di alam asing dan di sana suananya hampa, gelap dan tak lama kemudian ada sinar yang sangat terang, dan tak lama, hal aneh terjadi padaku, kedua mataku copot, telingaku juga. Dan kedua tangan, dan kaki ku lepas dari tubuh ku,dan yang terakhir lidah dan hatiku keluar, dan mereka berontak kepadaku, dan aku mendengar suara dan ku cari sumber suara itu. Teryata suara itu berasal dari mataku’’kenapa kamu selalu gunakan aku tuk melihat yang jelek jelak sampai aku merasa bosan tinggal bersama kau,kau tak pernah mengajakku tuk melihat yang bagus-bagus agar kau bias merasa kan ada nya ke agungan tuhan mu’’.
Dan tak lama telingku ikut bicara’’kenapa kau tidak pernah memanjakan aku dengan suara suara yang selama ini aku iniginkan,aku ingin mendengar panggilan dari tuhanmu,apa kamu tidak punya tuhan,apa kau sendiri yang tak pernah merasakan ada panggilan untukmu ,tapi kamu malah gunakan aku tuk kelakuan bejat mu’’.
Dan kedua tangan dan kaki pun ikut bicara. ’’apakah kau kurang bersyukur, kami telah menemani mu sejak kau lahir hingga kini,tapi apa yang kamu lakukan pada kami, kau gunakan tangan mu yang bukan hak mu, kau tak mernah gunakan tangan mu tuk minta kepada tuhan mu. Dan kau gunakan kedua kaki mu hanya tuk melakukan langkah langkah yang sesat, kau tak pernah gunakan kakimu tuk melahkah kan ke hal hal yang baik.
Dan yang terakhir lidah ku dan hati ku pun ikut bicara.’’dan apakah kau pernah gunakan kami tuk mengucap kan rasa syukurmu pada sang penciptamu, tidak, kau malah isi hatimu dengan rasa dendanmu, dan kau tak pernah gunakan lidah mu tuk bersyukur apa yang selama ini kau rasakan.’’
Tak lama saat kejadian itu, aku sadar dan aku sudah berada di alam ku.Dan aku baru meyadarinya. Selam ini aku tak pernah gunakan seperti yang mana mereka inginkan, aku malah gunakan mereka dengan hal hal yang buruk.
Saat itu lah aku mulai sadar , dan aku putuskan untuk pergi sama ibuku dari kampung dan masyarakat yang selama ini menghukum kami, dan kami putuskan tuk memulai hidup baru, di sebuah desa terpencil, tanpa ada yang tahu masa lalu kami.
Catatan
Cerpen ini di tulis untuk mereka yang belum menggunakan anggota tubuh nya
Dengan sebenarnya yang bertentangan dengan norma norma yang berlaku
Dan juga untuk masyarakat yang masih
mengunakan lebbeling.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar