Mrs.USIL
Prolog
Kalian tahu, ‘’Sego megono’’. Masak ngak tahu kebangetan amat sich, sego megono itu. Makanan khas pekalongan, masak kalian belum pernah nyobain sich? Enak loch. Pokoknya nanti kalau ke pekalongan mampir aja di warung-warung makanan di sejajar pinggir jalanan, pasti ada sego megono.
Lho, kok jadi ngomongin sego megono tapi nda’ apa-apa deh. Yang penting setelah menikmati sego megono. Kalian jangan heran loch kalau medengar ponpes Al Himmah. Ya ponpes Al Himmah jangan heran kalau kalian akan disambut oleh sebuah keajaiban lain.satua anak manusia yang cantiknya minta ampun, dan jangan heran loch suaranya bagus banget, sampai-sampai ia yang menjadi vokalis seni hadrah di pondok itu. Bahkan sudah rekaman dan kasetnya pun bisa kalian dapatkan di toko-toko terdekat anda.
Coba Tanya aja anak yang bernama Nailu Zulfa Chusna. Pasti pada kenal dan siapa sich yang gak kenal dengan Nail, dia kan salah ssatu santri pondok pesantren Al Himmah.sudah cantik, bagus pula suaranya.
Dari pada ngomongin tentang Nail terus mending kita ikutin aja ceritanya. Lets Go………………
Satu-Satu.
Pekalongan , petang mulai membayang pendar-pendar. Garis langit mulai memerah jingga, sayup-sayup terdengar pujian syukur mengalun syahdu dari rumah –rumah suci menebarkan zikir abadi. Dan mewartakan kabar gembira . lampu-lampu disepanjang jalan, begitu bahagia. Dengan serentak memancarkan cahayanya tuk meyambut hari yang sebentar lagi tersapu oleh jelaga malam.
Tapi , coba lihatlah di depan gerbang asrama itu. Ada dua gadis cantik tampak sedang mendorong pintu gerbang dengan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara. Tampaknya mereka takut kepergok sama salah satu penghuninya.
Salah satu dari gadis itu, tampak celingukan. Memastikan kalau keadan aman-aman saja. Masih dengan tanpa suara, mereka melangkah masuk kedalam asrama. Tapi , belum juga gadis yang satunya lagi selesai menutup gerbang. Sebuah suara terdengar membentak mereka.
‘’Ikoh? Dari mana kalian gelap begini baru pulang?!”
Nail dan ikoh seketika terkesiap. Sosok gadis yang tampak tinggi besar, sudah berdiri di belakang mereka.
‘’Jangan-jangan mentang-mentang hari libur, lalu kalian seenaknya sendiri bisa main-main keluar, keluyuaran, gak karuan, dan pulang sampai malam!’’
Gadis yang sering di panggil ustadzah Khamidah itu, memasang muka angker. Nail dan ikoh agak ciut. Memang ustadzah yang satu ini terkenal galak dan paling di takuti para santri.
‘’Habis dari pasar, ustadzah!’’ Ikoh pun tak bisa berbahong.
‘’Pasar?! Ngapain ?!! belanja , siapa yang suruh kalian ke pasar. Kalian disini punya ustadzah. Apapun urusan yang berkaitan dengan kalian selama masih nyantri di sini harus atas izin para ustadzah’’ kata ustadzah Khamidah tegas.
Nail dan Ikoh tak berani bersuara. Mereka menunduk dalam dan diam.
‘’Baik! Jadi ,kalian tidak boleh lagi keluyuran tanpa se izin ustadzah. Ustadzah tidak mau hal yang buruk menimpa kalian.
Nail dan Ikoh hanya menganguk-angguk. Dan mereka baru berani bergerak ketika ustadzah itu mempersilahkan mereka segera berwudhu dan sholat magrib.
Tet tet tet.
Komando otomatis. Setelah bel berbunyi tiga kali. Para santri berlarian menuju ke kelas masing-masing. Semua itu, hal terbisa. Karena para santri di haruskan datang tiga puluh menit terlebih dulu. Dari para ustadzah-ustadzah yang ngajar. Dan waktu itu digunakan untuk menghafal pelajaran atau materi sebelumnya.
‘’Ini semua gara-gara kamu, Nail. Coba aja kalau aku gak ikutan kamu ke pasar, mungkin aku gak bakal kena marah sama si ustadzah cerewet itu.!’’ Keluh Iqoh kesal pada Nail
‘’Siapa suruh tadi ikutan. La aku pingin pergi sendiri” Balas Nail tak mau kalah.
“Habis tadi aku gak ada temen. Semuannya pada asyik dengan kegitan sendiri-sendiri. Kan borring.”
‘’Ya . sudah anggap aja itu resikonya.’’
“Dasar ustadzah cerewet. Baru sekali telat pulang malam aja . Marahnya minta ampun.’’
‘’Sudah-sudah. Ayo kita masuk. Nanti kena marah lagi baru rasa.!’’
‘’O, ya Nail. Malam ini yang ngajar ustadzah cerewet itu.’’
‘’Apa.! Yang benar kamu. Kalau gitu tunggu sebentar.’’ Nail pun pergi meninggalkan Iqoh menuju pojokan ruang kamar sebelah. Entah apa yang diambil Nail dari sana, sepertinya Nail mengambil sesuatu.
“Mang ada apa sich Nail. Trus apa tuh yang kamu sembuyiin,?’’ Tanya ikoh penasaran.
‘’Ada deh pokoknya nanti lihat aja, Aku akan buat suasana baru di malam ini.!’’
“Eit, tapi aku nggak mau kalau terjadi apa-apa padaku. Karena aku nggak mau ikut-ikutan dengan rencana kamu. itu Titik.’’ Pinta Iqoh pada Nail. Dan ia pun segera masuk kelas di ikuti Nail di belakangnya.
Semua santri sudah pada kumpul. Saat itu, Rahma yang sebagai ketua blok. Berdiri untuk memulai.
‘’Qabla nahnukarrir durusanal madhi hayya bina naqrau ta’awwudz wa basmalah, ma’an,’’ suaranya lantang. Dan tidak lama kemudian diikuti para santri secara bersama-sama membaca ta’awwudz dan basmalah. Kegiatan pun di mulai. Dari menghafal nama-nama benda, kalimat sehari-hari sampai kamus dalam tiga bahasa. Dan yang tak ketinggalan lagi mereka harus menghafal Nadhaom, dari awal lagi.
Tapi , lihat apa yang terjadi pada santri yang memakai kerudung biru muda itu. Dia malah sedang asyik dengan kegiatan menulis-nulis di bukunya. Entaah apa yang di tulis. Tampaknya dia tak menghiraukan dengan teman-teman sekelasnya yang mereka sedang lakukan.
‘’Nail kamu itu , apa-apan sich. Lihat tuh temen-temen pada menghafal nadhom . kamu malah asyik dengan kegiatan yang tak jelas. Alias sia-sia.’’ Iqoh mencoba menegurnya.
“Siapa bilang. Gak jelas. Aku kan lagi belajar nulis puisi.’’ Bantahnya nggak mau kalah.
‘’ Ya jelas salah. Ingat kata ustdzah iku dholim.’’
‘’Dholim kenapa.?’’
‘’ Karena kamu tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya.’’
‘’Sudahlah aku nggak mau l.agi ngingetin kamu lagi. Yang jelas aku sudah mengingatkan kamu. Ya itung-itung sebagai kewajiban sesame muslim.’’
‘’Terima kasihnya nona cerewet.’’ jawabnya singkat. Sambil menggoda Iqoh.
Suasana berubah menjadi hening ketika, Ustadzah khamidah mulai memasuki kelas. Yang sedari tadi ada sekedar gambar-gambar. Nulis-nulis yang bukan pelajaranya yang seperti halnya Nail lakukan dan beberapa temannya juga. Entah sihir apa yang di gunakan ustadzah Khamidah itu, ia mampu menghubah anak-anak yang ribut jadi tenang, sunyi sesunyi kuburan ih serem……..!!!
Ustadzah Khamidah pun memulai pelajaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar