Powered By Blogger

Rabu, 22 April 2009

pembelajaran apresiasi sastra



Muhammad Rois
Penulis lepas tinggal di Mojokerto
Email: raihans@yahoo.com
: ra_faris@yahoo.com

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah proses, cara perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan arti dari apresiasi sastra sendiri adalah kesadaran terhadap nilai seni dan budaya serta nilai sastra itu. Dengan demikian, pembelajaran apresiasi sastra di sini dapat diartikan sebagai proses pembelajaran mengenai kesadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam sastra.
Pendidikan merupakan ungkapan kasih sayang kepada anak-anak yang akan mengambil alih generasi sebelumnya. Anak-anak perlu diberi bekal di dalam keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Pemberian bekal itulah yang dinamakan pendidikan.
Pendidikan di sini bukan hanya sekedar pembelajaran tentang pembentukan sikap, kepribadian, dan ketrampilan, melainkan pembentukan diri secara menyeluruh. Oleh sebab itu peran guru sangat penting. Guru dituntut tidak sekedar berperan sebagai transformator pengetahuan tetapi juga sebagai pendamping (nurturing effect) yang berkewajiban membentuk dan mewarnai kepribadian dan moralitas siswanya. Pembentukan watak ini bukan sekadar kewajiban pelajaran agama, melainkan juga kewajiban semua mata pelajaran yang diajarkan dalam setiap lembaga pendidikan.
Di sini pengajaran apresiasi sastra dapat digunakan untuk membentuk nilai-nilai luhur, dan membentuk moral yang positif di dalam siswa. Efendi (dalam Aminudin 1987) mennyatakan bahwa menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh dapat menumbuhkan kepekaan, perasaan, daya pikir, serta dapat memetik nilai–nilai moral dan kemanusiaan. Semakin banyak membaca sastra anak akan makin kaya dengan pengalaman batin sehingga anak lebih arif saat menghadapi problema kehidupan.
Lebih rinci Ahmadi (1990) menguraikan bahwa pengajaran apresiasi sastra berfungsi (1) melatih ketrampilan berbahasa siswa, (2) menambah pengetahuan siswa tentang pengalaman hidup, (3) berperan mengembangkan kepribadian, (4) membantu pembentukan watak, (5) memberikan hiburan atau rekreatif yang sehat, dan (6) meluaskan dimensi kehidupan.
Pengajaran apresiasi sastra selain dapat mengembangkan kepribadian juga dapat meningkat kan lima hal dalam diri siswa.Tjahyono Widarmanto (2005:13) menjelaskan bahwa pengajaran apresiasi sastra dapat meningkatkan lima hal dalam siswa yaitu : (1) kecerdasan (2) kesadaran religius (3) kecerdasan emosi (4) kesadaran sosial dan (5) meningkatkan kesadaran manusia (humanitas).
Pengajaran apresiasi sastra dapat meningkatkan dan mengembangkan kecerdasan siswa karena dalam pengajaran apresiasi sastra selalu menuntut interpretasi, persepsi yang akurat dan kemampuan menduga. Pengajaran apresiasi sastra juga melibatkan kemampuan kognitif menilai atau melakukan kritik, menafsir bahasa sekaligus melakukan identifikasi diri sehingga dapat membentuk kepribadian dan watak siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar