Powered By Blogger

Jumat, 17 April 2009

senandung syukur

HANYA SIA DAN SIA

Malam yang tenggelam
Dalam keheningan,
Diselimuti angina yang gemulai
Angin yang membuat langit biru menjadi
Hitam mencekam

Angin yang menderu –deru
Angin yang setiap waktu
Menjadi badai
Ya, badai
Badai penghancur
Penghancur hati setiap insane
Insan yang terserak bagai daun kering
Yang terombang ambing angina
Berterbangan tak ada tujuan
Hanya sia dan sia



Kolong langit ,110408
SENANDUNG SYUKUR

Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar

Begitu merdu senandung puji-pujian- Mu
Mengiringi waktu yang seolah mati
Terlantun merdu suara lafadz-Mu
Di setiap penjuru angina
Yang semakin membahana
Seiriong waktu pula terucap lantunan-lantunan merdu
Yang memuji kebesaran-Mu

Maha suci allah
Enkau maha dari segala maha
Engkau ciptakan lautan cinta
Untuk sang dahaga jiwa
Engkau ciptakan bumi dan langit beserta seisinya
Dari bintang-bintang di langit yang memancarkan cahaya kesucian ,
Bunyi deru ombak laut yang menderu deru setiap waktu
Nyayian burung,hembusan angin yang menderu kesetiap sendi,
Tak lupa mereka berdzikir kepada-Mu
Tuk lantunkan senandung syukur atasRahmat dan karunia-Mu

Beranda masjid,23110
MALAM

Malam yang gelap
Malam yang redup
Seiring sinar redup rembulan
Seiring cahaya bintang bersamaan
Meyinari langit yang seolah mati
Semua lelap dalam sunyi
Tuk menuju kesucian sang ilahi


Pekalongan, 121008

Penulis
Rais Muhammad.
Penyair dan pemerhati seni dan sastra,lahir di pekalongan 11 April 1989.
Tinggal di mojokerto,jl.kalimaya k-24 Bumi sooko permai 61361.
Puisi -puisiya tersebar di media massa lokal.diataraya majalah al himmah,as syarief
Dan lainya ,yang ada di pekalongan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar